Prosa adalah hasil karya
sastra yang bersifat paparan atau
berbentuk cerita. Prosa
sering disebut karangan bebas karena tidak mengandung rima dan ritme seperti
halnya puisi.
Prosa yang termasuk dalam
karya sastra sebagai berikut:
a. Prosa
fiksi, misalnya cerpen, roman, dan novel.
b. Prosa
nonfiksi, misalnya biografi, autobiografi, esai, dan kritik.
a.
Jenis
Prosa Fiksi
(1)
Cerpen
Cerpen menurut wujud
fisiknya berbentuk pendek.
Ciri-ciri cerpen:
·
Alur atau plotnya tunggal/sederhana.
·
Latar yang dilukiskan hanya sesaat dan dalam
lingkungan terbatas.
·
Hanya mengungkapkan masalah satu kehidupan.
·
Pemusatan perhatian hanya pada satu tokoh.
(2)
Roman
dan Novel
Roman adalah sejenis prosa yang menceritakan
tokoh utamanya dari kecil hingga dewasa bahkan sampai meninggal dunia.
Sedangkan novel adalah sejenis prosa yang tokoh utamanya mengalami perubahan
nasib.
Ciri-ciri roman dan novel:
·
Memiliki lebih dari satu alur/plot.
·
Umumnya tokoh cerita banyak dengan berbagai
karakter.
·
Tema lebih kompleks, ditandai dengan
tema-tema bawahan.
·
Mengandung latar geografi atau tempat para
tokohnya bermain.
b. Unsur-unsur Prosa Fiksi
(1)
Unsur
Intrinsik
Unsur intrinsik yang terdapat didalam karya sastra,
misalnya tema, alur/plot, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.
(a) Tema
Tema adalah ide pokok suatu cerita. Tema
cerpen, roman atau novel biasanya menyangkut persoalan kehidupan manusia,
misalnya keberanian, kasih sayang, kekuasaan, dan sebagainya.
Contoh:
Sedetik,
dua detik, tiga detik, seolah-olah tiap detik merupakan bayangan maut yang
dahsyat bagi kendaraan itu. Dan kendaraan itu makin dekat dan lebih dekat
jaraknya dengan pohon-pohon itu.
Tiba-tiba
terdengar suara peluru yang dimuntahkan dari laras karaben, sten, pistol, dan
granat-granat dilemparkan kearah sasarannya. Jip terpental, jatuh terguling,
kacanya berantakan dan kapnya ringsek.
Terdengar suara-suara jeritan mengerikan karena kaget serta ketakutan yang
tiba-tiba. Tampak benar isinya, orang-orang didalamnya itu ada yang terpental
keluar jatuh di tanah dengan tubuh terkoyak-koyak, ada yang mati saat itu mati
tertindih jip. Sesaat lagi menyusut ledakan granat dan letusan-letusan senapan.
Bangkai-bangkai berserak di tanah, mandi darah. Tubuh-tubuh terkoyak menjadi
kepingan yang tak mungkin dikenal orang. Puas sudah para pejuang melihat tubuh
si Tuan Belanda Binasa, yakni Si Tuan yang telah merampas kemerdekaan bangsa.
(b) Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya.
Contoh:
Amanat penggalan cerpen di atas bertema
kepahlwanan, yakni sifat gagah berani yang ditunjukkan para pejuang dalam
menghadapi penjajah Belanda.
(c)
Latar
Latar adalah seluruh keterangan mengenai
tempat, waktu, dan suasana sebagai lokasi dan situasi yang melingkungi
tokoh-tokoh dalam cerita.
Contoh:
Atas saran Muluk, sahabat. Zainuddin kemudian
pindah ke Jakarta. Di Jakarta Zainuddin menjumpai seorang penulis. Tulisannya
makin lama makin banyak, sehingga ia mulai dikenal banyak orang. Kemudian
dengan ditemani sahabat karibnya itu. Zainuddin pindah lagi ke Surabaya. Di
Surabaya pun ia masih menjadi penulis yang produktif. Namanya sangat terkenal
di masyarakat Surabaya. Ia juga dikenal sebagai penulis yang kaya dan dermawan.
Latar tempat penggalan roman Tenggelamnya Kapal Van Den Wijk di atas
adalah Jakarta dan Surabaya.
(d) Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan
watak atau karakter tokoh-tokoh cerita. Untuk menggambarkan karakter tokoh
dapat dilakukan antara lain dengan :
·
Penggambaran fisik dan perilaku tokoh.
·
Penggambaran kebiasaan tokoh.
·
Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh.
·
Pengarang menceritakan secara langsung.
·
Penggambaran tokoh lain.
Contoh:
Watak
tokoh Zainuddin dalam penggalan roman Tenggelamnya
Kapal Van Den Wijk di atas diceritakan secara langsung oleh pengarang,
yakni sebagai tokoh yang kaya dan dermawan.
(e)
Sudut
Pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam
membawakan cerita.
·
Sudut pandang orang pertama
Ciri-cirinya:
o
Memakai tokoh ‘aku’ atau ‘saya’ dalam cerita.
o
Pengarang menjadi tokoh utama atau pembantu.
Contoh:
Sampai
di rumah, saya tambatkan kuda saya di dekat kereta dan menatap cakrawala. Di
bawah bayang-bayang matahari yang sedang tenggelam, saya melihat awan tebal
berkumpul di situ. Saya menggumam “Besok pasti hujan lebat”. Lalu masuk ke
dalam rumah. Ketika saya sedang duduk-duduk sambil minum teh, tiba-tiba
terdengar seseorang berteriak keras-keras, “kebakaran! Kebakaran!”.
Penggelan
cerita di atas menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama.
·
Sudut pandang orang ketiga.
Ciri-ciri:
o
Menggunakan tokoh ia, dia atau memakai nama
orang.
o
Pengarang berdiri di luar cerita, tidak
memegang pertama.
Contoh:
Kemarin ia memecahkan pegangan cangkir. Lalu
ibu tirinya melemparkan cangkir tersebut ke muka Kiem dan hampir saja kena
matanya. Kemudian ketika perempuan tersebut mendengar celaan-celaan
tetangganya, ia memaksa suaminya untuk mengikat Kiem di kaki tempat tidur dan
memukulinya. Masya Allah! Bagaimana ia bisa begitu kejam kepada anak yang
penurut dan sesantun itu.
(f) Plot atau Alur
Plot adalah jalinan
peristiwa di dalam karya sastra.
Macam-macam alur:
· Alur bawahan, alur yang ditambah dan
disisipkan di sela-sela alur utama.
· Alur longgar, alur yang jalinan peristiwanya tidak
memperlihatkan hubungan yang padu.
·
Alur erat, alur yang jalinan peristiwanya
menanjak sampai cerita selesai.
·
Alur mundur, alur yang jalinan peristiwanya
mengisahkan peristiwa masa lalu.
Contoh
:
Ayahku
terbunuh. Kuyakin kau tahu, pernah ku surati kau. Ia termasuk korban orang yang
kalap di pasar. Di samping ayah, beberapa korban jatuh termasuk seorang ibu
yang sedang hamil. Waktu itu beritanya tersebar luas. Tetapi kehidupan keluarga
kami tidak dapat berhenti dengan berita bagi pelakunya. Sedangkan aku merupakan
gadis tertua dari delapan bersadura. Bisa dapat Kak Yos bayangkan waktu itu
situasi dan kondisi kami setelah kepergian ayah.
Alur
di atas termasuk alur mundur karena pengarang mengisahkan peristiwa masa lalu.
Hal ini dapat kita kenali dengan kalimat.
·
Ku yakin kau tahu, pernah kusurati kau.
·
Waktu itu beritanya tersebar luas.
Tahapan-tahapan
alur:
·
Pengenalan situasi cerita.
·
Pengungkapan peristiwa.
·
Menuju pada adanya konflik.
·
Puncak konflik.
·
Puncak penyelesaian atau ending.
Contoh:
Burung-burung
meneriakkan suara duka langit seperti enggan membuka tirai birunya. Laur seperti
enggan memukulkan ombaknya. Angin seperti tak mau bertiup, sekedar menyegarkan
raga. Buana seluruhnya berkabung dalam irama duka. Ya, berkabung karena salah
seorang putra bangsa terbaik mengakhiri hidupnya di tiang gantungan penjajah.
Penggalan cerpen di atas baru mengenalkan situasi cerita. Pengarang memulai
cerita dengan mendeskripsikan keadaan alam dan mengenalkan tokoh. Itu pun belum
disebut nama tokohnya (seorang putra bangsa terbaik).
Sumber: Husin, M.M, dan Dra. Eni Rita Zahara.2009.Bahasa Indonesia SMK dan MAK. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar