Rabu, 30 November 2016

Puisi


A.   Pengertian
Puisi adalah bentuk karya sasatra yang menggunakan kata-kata yang indah dan bermakna. Dalam pengertian lama, puisi merupakan bentuk karangan terikat. Akan tetapi, dalam pengertian modern, puisi adalah aktualisasi ekspresi dan ungkapan jiwa penulisnya yang ditulis secara bebas namun tetap memiliki ciri yang khas.
B.    Jenis Puisi
(1)   Puisi Lama
Ciri-ciri
·      Terikat oleh banyak baris dalam tiap bait.
·      Terikat oleh banyak kata atau suku kata dalam tiap baris.
·      Adanya rima atau persajakan.
·      Adanya irama atau ritme atau alunan bunyi.
Contoh:
Sungguh elok asam belimbing
Tumbuh dekat limau lungga
Sungguh elok berbibir sumbing
Walau marah tertawa juga
Keterangan:
·      Empat baris dalam satu bait.
·      Setiap baris terdiri atas 4 kata.
·      Rumus sajak ab ab (belimbing/sumbing = a. lungga/juga = b)
·   Irama atau ritme akan terllihat kalau puisi (pantun) tersebut dibacakan. Timbulnya irama karena adanya rima dan satuan sintaksis yang diwujudkan dalam tekanan, nada, dan jeda.
Jenis Puisi Lama :
1.   mantra
2.   gazal
3.   bidal
4.   pantun kilat
5.   gurindam
6.   syair
7.   talibun
8.   seloka
(2)   Puisi Baru
           Ciri-ciri :
·      Tidak terikat aturan tertentu tetapi memiliki ciri khas.
·      Lebih mengutamakan isi/makna daripada struktur/bentuk.
Contoh:
Dengan puisi,aku
Karya Taufiq Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku bantu
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengengang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
1965
Keterangan :
·      Tidak ada aturan jumlah baris.
·      Tidak ada sampiran, semua merupakan isi.
·      Tetap ada ciri khas, bahasa padat.

C.Unsur-unsur
(1). Unsur Fisik
a. Diksi atau Pilihan Kata
·      maknanya
·      komposisi bunyi dalam rima dan irama (ritme)
·      urutan kata
·      efek keindahan (estetis)
·      kata-kata bersifat konotatif
b. Pengimajian
·      Pengalaman imajinasi penyair.
·      Pembaca merasa melihat dan meraskan.
c. Bahasa Figuratif (majas)
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengisian. Majas yang sering dugunakan penyair untuk menyampaikan perasaan, pengalaman batin, harapan dan sebagainya antara lain : majas personifiaksi, perbandingan, metafora, alegori, repetisis, paralelisme, dan cufisme.

Contoh majas maetafora

AKU
Karya: Chairil Anwar

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Majas metafora adalah pemadanan langsung satu hal dengan hal lain atau melihat sesuatu dengan perantaraan sesuatu yang lain.
“Aku” ini (adalah) “binatang jalang” adalah contoh pengguanaan majas metafora dalam puisi.

Contoh majas personifikasi

JAKARTA
Karya: Husni Djamaludin

Jakarta adalah biskota
Yang berjubel penumpang
….
Jakarta adalah gedung-gedung percakar langit
Yang mencakar wajah-wajah kemiskinan rumah-rumah kumuh
Jakarta adalah komputer
Yang mengutak atik angka-angka nasib
Dan memutar
….

Jakarta adalah gedung-gedung pencakar langit
Yang mencakar wajah-wajah kemiskinan rumah-rumah kumuh : adalah contoh majas personifikasi. Gedung-gedung pencakar langit diibaratkan menjadi benda yang bernyawa yang mencakar wajah-wajah kemiskinan rumah-rumah kumuh. Mencakar digunakan penyair untuk menggambarkan betapa tinggi gedung-gedung pencakar langit sehingga rumah-rumah kumuh seperti disobeknya. Sedangkan Jakarta adalah biskota adalah contoh metafora.

Contoh: majas pleonasme

DALAM GELOMBANG
Karya: S.T. Alisjahbana

Alun berpulung naik meninggi
Turun melembah jatuh ke bawah
Lidah ombak menyerak buih
Surut kembali di air gemuruh

Kami mengalun di samudera-Mu
Bersoak gembira tinggi membukit
Sedih mengaduh jatuh ke bawah
Silih berganti tiada henti
….
Turun melembah jauh ke bawah adalah contoh majas pleonasme dalam puisi. Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang berlebih.

d. Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi.
Fungsi rima:
·      Membentuk musikalisasi.
·      Efek bunyi semakin indah.
·      Makna yang ditimbulkan semakin kuat.
contoh:
Dan angin pun mendesah
Merintih berkeluh kesah
Dengan suara serak-serak basah
Hati berdesah dilanda gundah

(2)   Unsur Batin
a. Tema dan Amanat
·      Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan oleh penyair.
·      Amanat adalah pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.
Contoh:
Gadis peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Semyumku terlalu lekat untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang tanpa nyawa
Ingin aku ikut,gadis kecil berkalung kecil
Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayang riang
….
Tema atau persoalan yang diangkat penyair dalam puisi di atas adalah kemanusiaan, yakni setiap manusia, baik yang miskin maupun kaya martabatnya sama di hadapan Tuhan. Sedangkan amanatnya adalah hargailah orang-orang miskin yang dianggap sampah masyarakat.

b. Perasaaan
Puisi merupakan ekspresi perasaan penyair. Ekspresi itu dapat berupa kegelisahan, kerinduan, kekaguman kepada alam.
Contoh:

KERINDUAN
Oleh: Yunita Ramadhan

Saat hari mulai berlalu
Melayangku ke masa lalu
Kau selalu ada di dekatku
Kapan pun aku membutuhkanmu
Kapankan ini akan berlalu?
Ku hanya bisa menunggu waktu
Tuk berlalu ke arahmu
Memelukmu… melepas kerinduanku

Penggalan puisi diatas merupakan ekspresi kerinduan kepada seseorang.

c.  Nada dan Suasana
Nada puisi adalah sikap penyair kepada pembaca. Apakah melalui puisinya ia akan menasihati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas. Sedangkan suasana adalah kondisi jiwa pembaca setelah membaca puisi.

PUISI NASIHAT UNTUK DIRI

Wahai diri…
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaaan
Karena di jalan ini terhampar berjuta harapan
Janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
Karena di alam ini  terdapat cahaya iman

Puisi diatas berisi sikap penyair untuk menasihati pembaca agar tidak putus asa. Dengan nada ini suasa hati pembaca akan tenang. 

(Sumber: Husin, M.M, dan Dra. Eni Rita Zahara. 2009. Bahasa Indonesia SMK dan MAK. Jakarta: Erlangga.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar